Minggu, 17 Maret 2013

Perjalanan Antara Kehidupan Organisasi dan Mahasiswa




Mahasiswa Miskin Proses Belajar

Gamb: Ketika Mahasiswa Kebingungan

 “ Maraknya kasus plagiat dan sikap anti diskusi dikalangan mahasiswa adalah implemantasi dari miskinnya proses pembelanjaran. pun, kini mahasiswa kecendrungan yang berorientasi pada penilaian kognitif semata tanpa memahami substansi dari sebuah proses pembelajaran itu sendiri ”.

Proses belajar sejati tidak sekedar membaca literature - literatur, lebih dari  itu, proses belajar menuntut mahasiswa agar mempresentasikan hasil membaca tersebut kepada orang lain dalam sebuah forum diskusi, meninjau ulang hasil diskusi, dan mendengarkan pendapat oranng lain. disamping itu perlu adanya kesadaran dari mahasiswa dalam mencapai kesempurnaan proses belajar. mereka hendaknya tidak hanya mengutamakan lulus dalam waktu yang tepat, namun juga menyelesaikan tahap-tahap proses belajar dengan baik. menurut BAN-PT, kelulusan mahasiswa idealnya dalam jangka waktu 8-10 semester. dalam masa itu, mereka perlu waktu untuk merefleksi dan membina diri sebagai persiapan transisi dari dunia perkuliahan ke lingkungan masyarakat.

“….Dikwatirkan , mahasiswa yang lulus dalam waktu singkat atau kurang dari jangka waktu tersebut akan memiliki jiwa sosial yang kurang matang dan belum siap untuk diterjunkan ke masyrakat. maka, bila mereka tidak melalui proses belajar yang sempurna mereka tidak akan bisa mempertanggungjawabkan angka-angka dalam ijazah tersebut..” miskinnya proses pembelajaran mahasiswa umumnya masih minim dalam hal membaca. ” seharusnya, ketika dosen telah memberikan silabus mata kuliahnya, mahasiswa aktif mencari refrensi berdasarkan silabus tersebut. namun tidak semua mahasiswa berorientasi kepenilaian kognitif. banyak diantara mereka yang idealis, mau mengejar kemampuan akademisnya, bukan sekedar penilaian kognitif semata. paradigma penilaian kognitif adalah yang terpenting diatas segalanya, acapkali ditafsirkan sebagai penghalalan berbagai cara untuk mendapatkannya. bayangkan mendapatka  penilaian kognitif dibawah standar menjadi momok yang menghantui dimasa ujian tengah semester(UTS) dan ujian akhir semester(UAS). ketakutan-ketakitan seperti itu yang membut mahasiswa melakukan ketidak jujuran selama ujian. seperti prilaku mencontek….‼‼!.

Mahasiswa pada dasarnya harus memiliki karakter yang bermoral dan berlandasan pancasila, sehingga tahu mana yang benar dan harus dilakukan, bukanya membenarkan apa yang jamak dilakukan orang-orang disekitar. idealnya mahasiswa harus merencanakan betul bagaimana pendidikanya berlangsung. mereka hendaknya sudah memiliki mimpi akan jadi apa nantinya. bila ingin menjadi sarjana dengan kelulusan terbaik maka ia, harus mempersiapkanya dari awal. mengenal potensi diri, dimata kuliah mana yang menjadi kekuatan, dan dimata kuliah mana dia lemah.

“ Dimata kuliah yan lemah hendaknya mereka harus lebih keras belajar.untuk memperkuatnya, bisa lewat tutorial, ototdidak, membaca, atau konsultasi-konsultasi. lalu mereka tata target keberhasilan studinya tiap semester.  dengan begitu dapat menggapai apa yang dia targetkan…..‼‼”’

Gamb: Perlukah Kajian Diskusi Mahasiswa

Gamb : Bagaimana Klau Mahasiswa Membedah
Profesional Mengajar Dosen IE

                                 Sumber: suara Pembaharu_rudinymulya@gmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar