Senin, 18 Maret 2013

Pelatihan Pengembangan Dasar Kepemimpinan IMTI 2013




KETENTUAN DAN TATA CARA
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
PELATIHAN PENGEMBANGAN DASAR KEPEMIMPINAN
(PPDK)
“ The Big Of Power Intelektual Community Industrial Engineer “



IKATAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013

Sekretariat : Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan – Jakarta Barat 11650
Telp. 5840816 ( Hunting ) Pes. 17 Fax 5840813 – PO Box 1027/ JKB 11010
Email: imti_mercubuana@yahoo.com




KATA PENGANTAR


     Buku pedoman penyelenggaraan kegiatan Pelatihan Pengembangan Dasar Kepemimpinan (PPDK)  ini sengaja diterbitkan, untuk menjadi semacam buku pegangan bagi para fungsionaris organisasi Ikatan Mahasiswa Teknik Industri (IMTI) di lingkungan Universitas Mercu Buana dalam melaksanakan kegiatan PPDK Teknik Industri.

    Ketentuan-ketentuan yang ada didalam buku ini adalah segala sesuatu yang sesungguhnya telah berlaku dan dijalankan selama ini oleh seluruh fungsionaris organisasi IMTI, hanya saja tidak semua fungsionaris organisasi IMTI mengetahui secara rinci. Hal ini terjadi pada saat pergantiaan kepengurusan, fungsionaris lama tidak sempat menginformasikannya kepada fungsionaris baru. Semantara fungsionaris baru, perlu untuk akan mengetahui ketentuan dan tata cara penyelenggaraan PPDK. Sehingga dari tahun ke tahun, pengurus IMTI terpaksa harus senantiasa memberikan penjelasan secara lisan kepada anggota fungsionaris baru organisasi IMTI - FT UMB.

     Dengan diterbitkannya buku ini, mudah – mudahan permasalahan sebagaimana disebutkan diatas tidak terulang kembali. Karena di harapkan para fungsionaris organisasi IMTI cukup dengan membaca buku ini, akan dapat mengetahui bagaimana ketentuaan dan tata cara menyelenggarakan PPDK teknik industri yang baik.

   Hari ini IMTI sudah berusia 12 tahun maka sangat penting bagi saya setiap kader dalam menatap masa depan IMTI sesuai dengan apa yang diharapakan oleh pendirinya, yaitu mewujudkan organisasi mahasiswa yang diharapkan mampu memperjuangkan, membangun, dan menjadikan IMTI The Big Of Power Intelektual Community Industrial Engineer.

    Diakhir kata saya hanya ingin mempertegas kepada seluruh calon kader maupun yang sudah menjadi kader  IMTI, jangan pernah bertanya apa yang IMTI berikan pada dirimu ?, tapi apa yang kau berikan untuk IMTI ?.


Terima Kasih dan Selamat Berjuang.

Salam Industri.....
Salam Unity....
wassalamu’alaikum .wr.wb.


Kepala Program Studi
Teknik Industri
Universitas Mercu Buana



Jakarta, 27 Februari 2013
Ketua Umum
Ikatan Mahasiswa Teknik Industri
Universitas Mercu Buana

Ir. Muhammad Kholil, MT
.
Rudini Mulya Daulay








VISI DAN MISI
IKATAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA



Visi

  “ Menjadikan IMTI-FT UMB sebagai unsur perekat mahasiswa Program Studi Teknik Industri
     untuk membentuk seorang Industriawan yang Berkarakter, Cerdas, Berjiwa Profesional
     dan menjadi terdepan dalam bidang keilmuaan Teknik Industri “


Misi

1.       Mewujudkan mahasiswa yang berkemampuan Kompetitif dan Profesionalisme melalui
kegiatan-kegiatan yang berlatar belakang keilmuaan Teknik Industri melalui IMTI-FT UMB.

2.       Menjadikan IMTI-FT UMB yang Mandiri, Inklusif, Responsive dengan mengakar pada
Demokrasi, semangat kekeluargaan dan kerjasama diantara mahasiswa Program Studi Teknik Industri dalam mengembangkan Intelektual mahasiswa Teknik Industri.

3.       Mewujudkan kesejahteraan dikalangan mahasiswa Teknik Industri serta menegakkan
Eksistensi mahasiswa Program Studi Teknik Industri untuk ikut memberikan kontribusi positif bagi Universitas Mercu Buana dan Masyarakat.


BUDAYA KERJA
IKATAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

    1.       Religius
    2.       Demokratis
    3.       Mandiri
    4.       Kekeluargaan
    5.       Adil
    6.       Akademikus dan Profesional


DAFTAR ISI


    1.      Tujuan PPDK
    2.      Target
    3.      Unsur-Unsur Training
    4.      Mekanisme Pelaksanaan
    5.      Kriteria
    6.      Manajemen Training
    7.      Lokasi dan Waktu
    8.      Teknik Seleksi




Lampiran    : Surat Keputusan IMTI
                       Universitas Mercu Buana
No               : CB.3/011/01-Skep/II/2013
Tanggal      : 27 Februari 2013
Tentang      : Ketentuan Penyelenggaraan PPDK
                       Di Lingkungan Teknik Industri - UMB


PETUNJUK PELAKSANAAN
Pelatihan Pengembangan Dasar Kepemimpinan
Ikatan Mahasiswa Teknik Industri
Universitas Mercu Buana
2013


1.      TUJUAN

Tujuaan dilaksanakannya Pelatihan Pengembangan Dasar Kepemimpinan (PPDK) adalah :
“ Terbinanya kepribadiaan yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader masyarakat dan kader bangsa ”


2.     MANAJEMEN TRAINING

      Dalam upaya menciptakan pelaksanaan training yang baik dan berkualitas diperlukan manajemen yang baik, yang dimaksud dengan manajemen training adalah seni untuk mengatur agar  tercapainya tujuan training. Berdasarkan hal tersebut, maka PPDK merupakan training penanaman nilai/ideologisasi organisasi, sehingga dalam manajemen tariningnya harus mendukung pada aspek kesadaran dalam berpola pikir, sikap, dan tindak. Pembobotan dalam PPDK adalah Afektif (50%), Kognitif (30%), dan Psikomotorik (20%). Hal-hal yang dimaksud dalam manajemen training adalah :


1.      Kurikulum

     Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran dari metode training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat kaitanya dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan dalam training. Dalam penerapan kurikulim ini agar memperhatikan aspek-aspek :

           a)     Penyusunan Jadwal Materi Training

Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan bentuk-bentuk training. Oleh karena itu, penyusuanan jadwal harus memperhatikan urutan-urutan materi pokok dalam PPDK adalah sebagai berikut :

1.       Sejarah IMTI
2.       Konstitusi KBM UMB dan IMTI
3.       Basic Value Ormawa
4.       Sad Krida IMTI (Misi)
5.       Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Dalam hal diperlukan materi penunjang/tambahan, maka harus diperhatikan korelasinya dengan materi pokok, jangan sampai memutus hubungan dengan materi pokok.

b)   Metode Penyampaian

Cara penyampaian materi pada PPDK pada dasarnya harus memenuhi prinsip penyegaran dan pengembangan gagasan ditingkat pengelola, serta penyegaran gagasan dan pemahaman ditingkat peserta. Dengan demikian diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif di dalam forum training.

    Setelah itu penyampaian materi harus mencapai target/sasaran dar tujuan materi
khususnya dan tujuan PPDK umumnya, serta membangun suasana training/ forum yang tidak menjenuhkan.



   2.      Suasana Training

    Suasana training merupakan komponen penting dalamm kesuksesan pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kondisi psikologi orang –oarang yang terlibat dalam pertrainingan. Suasana training harus di lihat secara komprehensif, karena training bukan hanya sebatas forum penyampaiaan materi. Tetapi lebih jauh dari pada itu, seluruh aktivitas sejak dibukanya training sampai dengan penututupan, dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.

Dengan demikiaan pemahaman tentang arena training tidak hanya terbatas pada forum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah suasana training harus dibangun pada keseluruhan arena training. Sehingga segala aturan akan mengikat pada keseluruhan kegiatan training, tidak hanya pada saat diforum.

Suasana yang harus dibangun dalam kegiatan pertrainingan secara umum adalah sebagai berikut :

   a)      Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur individu dalam training.

   b)     Tidak menimbulkan kejenuhan diantara unsur individu dalam training.

   c)      Tercipta kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur individu dalam training; 

menciptakan kondisi yang equal antar segenap unsur training berarti mensejajarkan dan menyetarakan semua unsur yang ada dalam training. Problem yang akan dihadapi adanya kenyataan – kenyataan “ kemerdekaan individu “ dengan mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan demikian pula perbedaan secara psikologi unsur-unsur yang ada akan lebih menipis disebabkan hubungan satu dengan yang lainya diwarnai dengan hubungan kekeluargaan antara senior dan yunior.

   d)     Terciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara penyediaan bahan bacaan
diarena training dan menyediakan media tempat mencurahkan pemikiran.

     Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktivitas yang dilakukan pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh dinamika dan suasana training harus dibentuk oleh seluruh komponen, khususnya senior harus mampu memberikan contoh yang baik pada yuniornya.

    Dengan demikiaan suasana training yang mendidik dan menyenangkan dapat terbangun, aktivitas yang tidak berkaintan dengan training “ omongan bocor “ dan sikap lain yang kontraproduktif harus dieliminir.


3.      Sarana dan Prasarana

     Sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan training menganut asas minimalis, maksudnya dengan kesiapan logistik yang minimal, kegiatan training dapat berlangsung dengan kualitas terbaik. Keperluaan forum yang mesti tersedia adalah alat tulis, lebih baik jika terdapat alat pendukung lainya.

Demikian pula dengan akomondasi dan perlengkapan lainnya, kondisi minimalis diharapkan dapat meningkatkan militansi dan kreativitas kader.


2.     LOKASI DAN WAKTU TRAINING

Dalam menentukakn lokasi yang akan dipakai untuk pelaksanaan training harus memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :

   1.       Aksesibilitas tinggi
   2.       Memiliki atau dekat dengan fasilitas ibadah
   3.       Tertutup ; maksudnya lokasi yang memungkinkan ketika training berlangsung peserta tidak
dapat berintraksi dengan “orang lain
   4.       Memiliki sarana yang memadai untuk pelaksanaan training
   5.       Memiliki tingkat keamanan yang tinggi

Pelaksanaan training menggunakan sistem kamp konsentrasi dengan total waktu minimal sesuai dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk penyampaian materi (jumlah total waktu dihitung berdasarkan waktu efektif ; aktivitas rehat, shalat, makan, dan aktivitas lain diluar forum tdak dihitung kedalam waktu efektif). Sehingga seluruh peserta tidak diperkenankan untuk meninggalkan arena training dengan alasan apapun, kecuali atas keadaan tertentu dan berdasarkan keputusan pemandu. Dengan sistem ini diharapkan seluruh peserta dapat terpantau aktivitasnya. Dalam keadaan khusus dapat dilakukakn pengeculiaan, tetapi tidak dengan mengurangi waktu training.


3.     SELEKSI

Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari input dan process yang baik pula. PPDK merupakan proses pembentukan output agar sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka harus didukung oleh input yang baik, calon kader sebagai bahan baku yang akan diproses dalam PPDK tentu harus memiliki kualifikasi tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan harapan dan tujuan pengkaderan.

Kualifikasi umum calon peserta PPDK adalah sebagai berikut :

   a.       Terdafar sebagai mahasiswa Teknik Industri semester 2 (dua) dan tidak sedang menjalani
skorsing akademik
   b.       Memiliki integritas
   c.       Akademikus (cerdas; intelektual)
   d.       Memiliki potensi kepemimpinan
   e.       Berprestasi
f.        Mau aktif berorganisasi

Seleksi dilakukan dengan cara :

1.       Tes Tertulis
Tes tertulis berisi pertanyaan-pertanyaan tentang selayang pandang IMTI-FT UMB, dunia kemahasiswaan, dan kebangsaaan.


2.       Wawancara

   Wawancara berfungsi untuk menguji konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuaan calon peserta yang  tidak dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, serta menggali motivasi dan potensi calon peserta apabila motivasi ada “distorsi” maka pewawancara bertugas untuk meluruskannya.



3.       Psiko Test
Psiko test dilakukan untuk mengetahui potensi calon peserta.
seleksi dilakukan oleh pengurus IMTI yang berkoordinasi dengan SC. Hasil seleksi diumumkan selambat-lambatnya 1 (jam) sebelum penutupan training PPDK IMTI-FT UMB.

4.     TATA CARA PENILAIANPESERTA


   a.      Aspek - Aspek Yang Dinilai
Selama berlangsungnya PPDK, aspek-aspek yang dinilai dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

§  kuantitatif
Bentuk penilaian yang diberikan oleh pemandu terhadap peserta PPDK dalam bentuk angka-angka. Penilaian ini didapat dari hasil test (menjawab soal), penugasan dan lain sebagainya.

§  Kualitatif
Bentuk penilaian pemandu terhadap peserta yang diwujudkan dalam komentar atau rekomendasi atau gambaran deskriptif terhadap peserta yang sifatnya kualitatif, misal : baik, buruk, dan lain sebagainya.


   b.      Ranah dan Presentase Nilai

Ranah yang dinilai meliputi :
  1)     Ranah afektif (sikap) dengan bobot sebesar 50% dengan acuaan pada sikap peserta terhadap
aturan main yang berlaku, misal taat atau meanggar atau terhadap pesan dari sebuah materi berdampak atau tidak terhadap sikap, dapat diuji dengan pertanyaan yang subyektif.

  2)     Ranah kognitif (pengetahuaan) dengan bobot sebesar 30% dengan melihat hasil test
terhadap peserta melalui pertanyaan yang sifatnya objektif.

  3)     Ranah psikomotorik (tindak) dengan bobot 20% dengan acuaan pada prilaku peserta, misal apakah dia mau membantu orang lain atau tidak dan lain sebagainya.


  c.       Teknik Penilaian

Untuk menilai peserta PPDK sehingga dapat ditentukan kelulusannya adalah berdasarkan akumulasi nilai dari semua ranah, semua penilaian menggunakan penilaian kuantitatif, standar nilai menggunakan angka 0 – 100.

  1)     Penilaian Afektif
Penilaian afektif harus dikonversi dari nilai yang sifatnya kualitatif menjadi kuantitatif dengan cara memberikan nilai 100 kepada semua peserta diawal training PPDK. Penilaian tidak mungkin bertambah tetapi akan berkurang jika terjadi pelanggaran interval 5, bobotnya tergantung besarnya kesalahan yang dilakukan, misal terlambat akan berbeda bobotnya dengan nilai tidak hadir dalam satu session.

  2)     Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif dilakukan dengan mengakumulasikan jumlah nilai-nilai test dan tugas yang sifatnya obyektif, dan diambil nilai rata-rata.

  3)     Penilaian Psikomotorik
Hampir sama dengan afektif, maka nilai psikomotorik harus dikonversi menjadi kuantitatif, caranya adalah memberikan nilai 50 kepada semua peserta diawal training PPDK dan mengalami penambahan dengan interval 5 jika peserta melakukan hal-hal baik secara sadar.


PENILAIAN AKHIR

Nilai akhir adalah nilai akumulasi seluruh ranah.Untuk penilaian akhir ini menggunakan rumus; 


NA = (N afektif x 50%) + (N rata-rata kognitif x 30%)  + (N psikomotorik x 20%)


Contoh;


Misalkan si ane mendapatkan nilai rata-rata test dan tugas sebesar  75, dan beberapa kali melakukan kesalahan sehingga mendapat nilai pinalti sebesar 30, namun ia juga banyak membantu orang lain dan banyak berbuat baik sehingga dia diberi tambahan nilai untuk perbuatan sebanyak 35.

Akumulasi nilai untuk ane adalah :

nilai afektif                        =      (100-30)    = 70
nilai rata-rata kognitif  =      75
nilai psikomotorik         =      (50 + 35)    = 85

Maka nilai akhirnya adalah :
NA = (70 X 50%) + (75 X 30%) + (85 X 20%)

NA = 35 + 22,5 + 17
NA = 74,5


Note : peserta dapat dinyatakan lulus apabila memiliki nilai ≥ 60

Salam  Industri.......
Salam Unity.......
Terima kasih dan selamat berjuang.
wassalamu’alaikum wr.wb


Rudini Mulya Daulay
Ketua Umum IMTI – FT UMB
  ......

Created By : Media Information of Industrial Engineering UMB


Kalender Kegiatan Pada Semester Genap IMTI

Logo PPDK Industrial Engineering UMB 2013