Minggu, 02 September 2012

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI IMTI_FT UMB 2010







KEPEMIMPINAN
DAN MANAJEMEN ORGANISASI


KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut James AF. Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Manajer tidak selalu sama dengan pemimpin. Manajer ditunjuk atau diangkat. Mereka memiliki kekuasaan yang sah (legitimate) untuk memberikan penghargaan/balas jasa dan hukuman. Kemampuannya untuk memberikan pengaruh didasarkan atas kewenangan formal yang terkandung dalam jabatannya. Dilain pihak, pemimpin bisa ditunjuk atau muncul dari dalam suatu kelompok. Pemimpin bisa memberi pengaruh pihak lain untuk melakukan sesuatu tanpa kewenangan formal. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut, yaitu;

Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang akan menjadi tidak relevan.

Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.

Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer  dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetap tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.

Ü  Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal/filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.

Ü  Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.

Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar-persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.


KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN


Disini akan disebutkan beberapa sifat pemimpin, diantaranya :

1.      Cakap
Cakap dalam pengertian luas, bukan saja keahlian (skill) atau kemahiran teknik (technical mastery) dalam suatu bidang tertentu, tetapi meliputi hal-hal yang abstrak, inisiatif, konsepsi, perencanaan, dan sebagainya.

2.      Kepercayaan
Menurut Le Bon, seorang pemimpin harus memiliki keyakinan yang kuat, percaya akan kebenaran tujuannya, percaya akan kemampuannya.

Sebaliknya ia harus mendapat kepercayaan dari pengikutnya atau anggotanya. Ia merupakan sarat adanya wibawa sang pemimpin terhadap anggotanya.

3.      Rasa tanggung jawab
Sifat ini penting sekali, sebab manakala seorang pemimpin tidak memiliki rasa tanggungjawab, ia akan mudah bertindak sewenang-wenang terhadap kelompoknya.

4.      Berani
Berani dalam arti karena benar dan bertindak sesuai dengan perhitungan. Lebih-lebih dalam saat yang kritis dan menentukan, pemimpin harus tegas, berani mengambil keputusan dan konsekwen serta tidak ragu-ragu dalam bersikap.

5.      Tangkas dan ulet
Seorang pemimpin harus dapat bertindak cepat dan tepat, ia harus tangkas dalam bertindak. Lebih-lebih dalam mengahadapi masalah yang rumit. Kegagalan tidak boleh menjadikan ia cepat bosan dan putus asa, tetapi sebaliknya ia harus gigih dan ulet.

6.      Berpandangan jauh
Pemikiran seorang pemimpin harus luas. Ia berpandangan jauh kedepan, terutama dalam merumuskan strategi atau menggariskan sesuatu tak-tik, hal ini adalah sangat penting.

Ü  Dimensi Moral Kepemimpinan
Karakter seorang bermoral adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, apabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala. Berikut hal-hal yang mesti diperhatikan:

¨      "Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi/meminta dijadikan
    pemimpin."

¨      “ Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan "


Ü  Kepemimpinan yang Efektif
  1. Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang organisasi.
  2. Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
  3. Memperoleh dukungan dari seluruh anggota.
  4. Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencapai tujuan organisasi.

Ü  Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan
       (1) Musyawarah, (2) Adil, dan (3) Kebebasan berfikir

Ü  Karakter Kepemimpinan Religius
¨      Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda
dengan menjadikan setiap saat bekerja.

¨      Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang pada
 pekerjaannya itu sendiri.

¨      Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda, akui
 kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.

¨      Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus menerus
yang akan memberikan hasil yang cemerlang.

¨      Bertawakal kepada Tuhan dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda
 pada persoalan yang mudah dan aman.

Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin

a)      Berbudi pekerti
b)      Memiliki daya imajinasi
c)      Berfikir menurut fungsinya
d)      Mampu bersikap adil kepada semua
e)      Memiliki banyak minat
f)       Bersikap sebagai pendidik
g)      Memiliki emosional yang matang
h)     Bersikap sebagai perencana
i)        Mampu menghormati diri dan orang lain
j)        Tekun, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
k)      Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
l)        Ekspresif (berbicara dan menulis)
m)   Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
n)     Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
o)      Setia kepada semua kepentingan

Ü  Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :

1)   Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti  bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).

2)   Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan/dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.

3)   Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segala tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantung-an yang besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat/cara mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘laissez faire’) menganggap bahwa peranan mereka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.


MANAJEMEN DAN ORGANISASI


1)   Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, meng-interpretasi-kan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Pola Umum Manajemen
¨        Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
¨        Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik daripada
  administrasi yaitu organisasi ;

¨        Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses dinamika
 yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain;
¨        Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;

¨        Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan
 berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
¨        Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan dengan seefisien mungkin
 berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.


-      Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam  
  manajemen adalah :
1.      Man (manusia)
2.      Material (bahan)
3.      Machine (mesin / alat)
4.      Methods (tata kerja)
5.      Money (uang)
6.      Market (pasar)

-      Unsur Manusia dalam Manajemen
Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi sumber-sumbe dan alat-alat baik yang bersifat “Human Resources “ maupun “Non Human Resources” dalam suatu organisasi.

-      Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :

1)   Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)      Manajemen Puncak (Top Management)
b)      Manajemen Media (Middle Management)
c)      Manajemen Rendah (Lower Management)

2)   Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja “fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)                  Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b)                  Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c)                  Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”

Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir daripada kerja fisik dalam memimpin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumusan kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.
Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir dan fisik hampir sepadan; kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan bersama-sama.
Sebaliknya pada tingkat  Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.

2)   Organisasi

Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih.
Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubngan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu system adminstrasi.
Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.
Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :

¨       Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat
 untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan  dengan itu susunan organisasi haruslah
 selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.

¨       Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam
  hubungan formal.

¨       Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu
 terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.

-      Fungsi-Fungsi Organisasi :
¨      Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
¨      Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
¨      Mencegah kesimpangan kerja ;
¨      Menentukan pedoman-pedoman kerja.

Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
¨        Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
¨        Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
¨        Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
¨        Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
¨        Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.

Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan tujuan bersama.



ORGANISASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN


Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :

a.      Bentuk Lini

Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.

Ciri-cirinya :
ü  Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
ü   Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
ü   Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin berkurang menurut jenjang.
ü   Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
ü   Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
ü   Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih sederhana.
ü   Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.

Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
1.      Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
2.      Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh semua pihak.

3.      Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu diajak
berembuk tidak begitu banyak.
4.      Disiplin mudah dipertahankan.
5.      Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal mengenal.

6.      Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk mengembangkan bakat-
bakat pemimpin.

b.      Bentuk Lini dan Staf

     Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalah merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi melai membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: (1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.

Ciri-ciri Pokok :
  1. Organisasinya besar dan kompleks.
  2. Jumlah karyawannya banyak.
  3. Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan di atas.
  4. Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun antara pemimpin dan bawahan.
  5. Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan secara optimal.

Kebaikan-kebaikannya :
  1. Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
  2. Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
  3. Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
  4. Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
  5. Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lebih besar/ kompleks.

Keburukannya :
a)      Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
b)      Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
c)      Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.

d)     Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu.

a.       Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.


c.       Bentuk Fungsional

Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.

-      Kebaikan-kebaikannya :
1.      Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
2.      Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
3.      Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
4.      Moral serta disiplin kerja tinggi.
5.      Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.

-      Kelemahannya :
a)      Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu
 bidang saja.
b)      Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-orang yang bergerak
 dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
c)      Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.

d.      Organisasi Tipe Panitia

Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task force” atau satuan tugas.

Ciri-cirinya :
¨      Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua, sekretaris,
  bendahara, ketua seksi dan para petugas.

¨      Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe panitia hanya dipakai
 sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan
  itu selesai dikerjakan, maka panitia dibubarkan.

¨      Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
¨      Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab yang sama.

¨      Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satuan tugas (task force).


Keuntungan Tipe Panitia :
  1. Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah dibicarakan secara kolektif.
  2. Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
  3. Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
¨      Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya harus dibicarakan lebih
dulu dengan para anggota organisasi.
¨      Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta pertanggungjawabannya
 melebihi dari yang lain.
¨      Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu orang pimpinan saja.
¨      Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.


HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN,
MANAJEMEN DAN ORGANISASI


Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat terpisahkan.


Referensi :

1.      Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
2.      Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995
3.      Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu pendekatan makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia, 1987
4.      James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
5.      J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
6.      Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
7.      Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985
8.      Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990
9.      Dan referensi lain yang relevan



Diadaptasi Of : Rudini Mulya [41610010035]  _ Teknik Industri UMB 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar