Mahasiswa Miskin Proses Belajar
Gamb: Ketika Mahasiswa Kebingungan |
“ Maraknya
kasus plagiat dan sikap anti diskusi dikalangan mahasiswa adalah implemantasi
dari miskinnya proses pembelanjaran. pun, kini mahasiswa kecendrungan yang
berorientasi pada penilaian kognitif semata tanpa memahami substansi dari
sebuah proses pembelajaran itu sendiri ”.
Proses belajar sejati tidak
sekedar membaca literature - literatur, lebih dari itu, proses belajar menuntut mahasiswa agar
mempresentasikan hasil membaca tersebut kepada orang lain dalam sebuah forum
diskusi, meninjau ulang hasil diskusi, dan mendengarkan pendapat oranng lain. disamping
itu perlu adanya kesadaran dari mahasiswa dalam mencapai kesempurnaan proses
belajar. mereka hendaknya tidak hanya mengutamakan lulus dalam waktu yang tepat,
namun juga menyelesaikan tahap-tahap proses belajar dengan baik. menurut BAN-PT, kelulusan mahasiswa idealnya
dalam jangka waktu 8-10 semester. dalam masa itu, mereka perlu waktu untuk
merefleksi dan membina diri sebagai persiapan transisi dari dunia perkuliahan
ke lingkungan masyarakat.
“….Dikwatirkan , mahasiswa yang lulus
dalam waktu singkat atau kurang dari jangka waktu tersebut akan memiliki jiwa
sosial yang kurang matang dan belum siap untuk diterjunkan ke masyrakat. maka, bila
mereka tidak melalui proses belajar yang sempurna mereka tidak akan bisa
mempertanggungjawabkan angka-angka dalam ijazah tersebut..” miskinnya proses
pembelajaran mahasiswa umumnya masih minim dalam hal membaca. ” seharusnya, ketika
dosen telah memberikan silabus mata kuliahnya, mahasiswa aktif mencari refrensi
berdasarkan silabus tersebut. namun tidak semua mahasiswa berorientasi
kepenilaian kognitif. banyak diantara mereka yang idealis, mau mengejar
kemampuan akademisnya, bukan sekedar penilaian kognitif semata. paradigma
penilaian kognitif adalah yang terpenting diatas segalanya, acapkali ditafsirkan
sebagai penghalalan berbagai cara untuk mendapatkannya. bayangkan
mendapatka penilaian kognitif dibawah
standar menjadi momok yang menghantui dimasa ujian tengah semester(UTS) dan ujian akhir semester(UAS). ketakutan-ketakitan seperti itu
yang membut mahasiswa melakukan ketidak jujuran selama ujian. seperti prilaku
mencontek….‼‼!.
Mahasiswa pada dasarnya harus
memiliki karakter yang bermoral dan berlandasan pancasila, sehingga tahu mana
yang benar dan harus dilakukan, bukanya membenarkan apa yang jamak dilakukan
orang-orang disekitar. idealnya mahasiswa harus merencanakan betul bagaimana
pendidikanya berlangsung. mereka hendaknya sudah memiliki mimpi akan jadi apa
nantinya. bila ingin menjadi sarjana dengan kelulusan terbaik maka ia, harus
mempersiapkanya dari awal. mengenal potensi diri, dimata kuliah mana yang
menjadi kekuatan, dan dimata kuliah mana dia lemah.
“ Dimata kuliah yan lemah hendaknya mereka
harus lebih keras belajar.untuk memperkuatnya, bisa lewat tutorial, ototdidak, membaca,
atau konsultasi-konsultasi. lalu mereka tata target keberhasilan studinya tiap
semester. dengan begitu dapat menggapai
apa yang dia targetkan…..‼‼”’
Gamb: Perlukah Kajian Diskusi Mahasiswa |
Gamb : Bagaimana Klau Mahasiswa Membedah Profesional Mengajar Dosen IE |
Sumber: suara Pembaharu_rudinymulya@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar